I made this widget at MyFlashFetish.com.

1.04.2009

Nasib Baik, Nasib Buruk, Siapa yang Tahu?

Pada Suatu Hari, kuda satu-satunya milik seorang petani miskin melarikan diri dari kandang kuda menuju perbukitan. Ketika para tetangga mendengar berita kemalangan ini, mereka melihat gawatnya situasi yang dialami petani tersebut. Tanpa kuda, bagaimana petani itu menggarap ladangnya yang kecil? Dan jika dia tidak bias menggarap lading untuk menanam sayur, bagaimana dia bias menghidupi keluarganya? Merekapun membantunya mencari kuda yang lari tersebut, tetapi usaha mereka sia-sia, dan yang bias mereka lakukan hanyalah, turut bersedih atas musibah tersebut. “malang benar nasibmu”, begitu kata mereka kepada petani tersebut. “Nasib baik, nasib buruk, siapa yang tahu?” jawab petani tersebut.



Ternyata beberapa hari kemudian, kuda tersebut kembali ke pemiliknya. Para tetangga merasa turut bahagia untuknya dan mereka menjadi girang luar biasa ketika mengetahui bahwa kuda tersebut pulang sambil membawa sekawanan kuda liar yang masih muda dan kuat. “Ini berita yang menggemparkan” kata para tetangga. “Kamu bias melatih kuda-kuda baru itu dan menjualnya dengan harga yang tinggi. Nasibmu benar-benar bagus”. Petani tersebut berfilsafat. “Nasib baik, nasib buruk, siapa yang tahu?” Meskipun demikian, ia menjalankan saran para tetangganya. Ia dan anaknya mulai melatih kuda-kuda baru itu. Tugas ini tidaklah mudah. Dalam pelatihan, seekor kuda melawan dengan sengit hingga anak petani tersebut terlempar dari punggung kuda. Karena jatuh anak petani mengalami patah kaki. Mereka harus menemukan dokter dan meminta bantuannya untuk menangani peristiwa tersebut. Kaki anaknya dibalut plester dan dia tidak bias lagi membantu melatih kuda atau mengerjakan tugas-tugas yang bertumpuk di peternakan. Kejadian yang menimpa anak tersebut dengan cepat tersebar ke seluruh desa. Keluarga petani miskin tersebut jelas sedang menghadapi pasang surut cobaan. Sekali lagi para tetangga berkumpul untuk menyatakan duka cita mereka. “Malang benar nasibmu”, kata mereka kepada sang ayah. Petani tersebut mengangkat pundaknya dans ekali lagi menjawab “Nasib baik, nasib buruk, siapa yang tahu?” Seiring dengan berlalunya waktu, negeri mereka dilanda perang sementara anak laki-laki petani tersebut maih dalam masa pemulihan kesehatan. Para perwira militer dating kedesa tersebut untuk mendata semua pemuda yang berbadan sehat. Ketika melihat anak petani terbaring diatas ranjang dengan kaki dibalut perban, mereka membebaskan dari tugas wajib militer. Sekali lagi para tetangga berkumpul, “putra kami dimasukkan ke daftar wajib militer”, mereka mengeluh. “Mereka dibawa menuju medan perang, bias saja mereka terluka atau terbunuh. Putramu berhasil lolos dari maut, mujur benar nasibmu”.
“Baik buruknya kejadian yang menimpa kita adalah penilaian kita masing-masing. Hidup ini penuh dengan perjuangan dan pengalaman yang berharga.”

Kisah yang Memberdayakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BLOG TIPS

Terimakasih atas kunjungannya pada BLOG yang
sederhana ini. BLOG gado-gado, yang mana isinya tambal sulam. kritik dan saran
dapat dialamatkan kepada kami,..


Counter Powered by  RedCounter