I made this widget at MyFlashFetish.com.

1.04.2009

Seandainya Aku Punya Waktu

Pada suatu siang, seorang pengembara yang menempuh sebuah hutan mencari tempat untuk istirahat. Lalu ia tiba di sebuah pohon tua yang indah. Dahan-dahan pohon itu menjalar seperti lengan-lengan yang memberi perlindungan. Dalam usianya yang setua itu, ia memiliki pengetahuan dan kearifan. Dahan-dahanya yang mirip payung sungguh menjadikan tempat yang cocok untuk berteduh dan beristirahat sejenak. Ia duduk bersandar pada akar-akar yang menonjol keluar yang biasa menahannya seperti kursi berlengan yang nyaman. Ketika mendongak ke atas melewati dahan-dahan dan dedaunan yang tampak hitam di langit yang cerah, dia merasakan sebuah nuansa keabadian dalam pelukan pohon itu dan tertidur.


Siang berganti malam, dan ia terus tertidur hingga ia terbangun dengan tiba-tiba oleh suara riuh yang aneh. Apa gerangan yang terjadi? Dengan diam-diam, dia berputar ke belakang batang pohon yang besar. Ratusan mata-mata binatang bersinar di kegelapan. Tanpa suara, ia naik ke atas dahan pohon agar bias menyaksikan pertemuan aneh ini dengan lebih jelas. Semua binatang dihutan hadir disini. Ini adalah Majelis Agung Binatang.



Yang ia dengar bahwa Majelis pertemuan tersebut digelar untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berhubungan dengan semua binatang do Planet ini. Hari itu, keluhan terhadap manusia dan cara mereka memperlakukan binatang menjadi agenda utama. Binatang demi binatang menceritakan kisah bagaimana manusia selalu mengambil dari binatang dan jarang sekali mau member sebagai balasan.Kata ayam betina, “Mereka mengambil telurku. Aku bertelur dengan harapan punya keluarga, tetapi sebelum aku bias mengeraminya cukup lama, manusia dating dan merampas telur-telur itu dariku”.“Aku tahu,” Kata sapi dengan penuh simpati, “Kupikir, setidaknya aku sempat memiliki anak, tetapi mereka kemudian mengambil anakku yang baru lahir. Mereka melakukan hal itu agar mereka bias mengambil lebih banyak lagi. Mereka juga menginginkan susu yang ku hasilkanuntuk menyusui anakku.“Mereka mengambil bola wolku”. Kata domba. “Kuhabiskan waktu setahun penuh menumbuhkannya agar aku tetap hangat saat menjalani bulan-bulan musim dingin. Ketika panjang buluku sudah pas betul, mereka dating dan memangkasnya. Mereka membiarkanku gemetar kedinginan sementara mereka memperoleh kehangatan”.“Kau masih beruntung”, jawab seekor gajah yang tampak sedih. “Mereka memburuku. Mereka membunuh bangsaku sehingga mereka bias menggunakan gadingku untuk membuat tuts piano dan perhiasan.”Siput, karena sudah wataknya, menunggu hingga giliran paling akhir. Ia tidak buru-buru. Ia tahu ia akan didengarkan. “Aku punya sesuatu yang diinginkan seluruh manusia. Aku punya sesuatu yang jika mampu, tentu akan mereka ambil. Untungnya mereka tidak bias melakukan. Aku punya kemampuan untuk menikmati waktu. Ironisnya, manusia juga memiliki kemampuan ini, tetapi tak banyak yang merekaketahui tentangnya.
Hidup tidak perlu dijalani dengan terburu-buru. menjalani hidup dengan irama yang sangat cepat, jalanilah hidup dengan harmoni yang teratur, jangan seakan hidup tergantung pada tumpukan kertas di atas meja. Atau dengan menghilangkan aspek resiko, rela menerobos lampu merah demi menghemat sepuluh detik perjalanan.


Kisah yang Memberdayakan

2 komentar:

  1. Assalamualaikum wr wb..
    wah blog nya lumayan yaa.. kalo punya ane masih blum jelas arahnya kemana..

    salam kenal hehehe (dah kenal kali ya..)
    nanti kunjungin blok ane yaa..
    rusnandar.blogspot.com

    sementara isinya masih std..

    wassalam

    BalasHapus
  2. Blognya bagus...
    Buhan pahuluan jua lih...
    Mudahah IT di pahuluan tambah maju...

    Salam kenal, Terima kasih sdh berkunjung ke Blog Ulun.

    BalasHapus

BLOG TIPS

Terimakasih atas kunjungannya pada BLOG yang
sederhana ini. BLOG gado-gado, yang mana isinya tambal sulam. kritik dan saran
dapat dialamatkan kepada kami,..


Counter Powered by  RedCounter